
"Ini yang ke sembilan kalinya sejak Januari lalu," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Iskandar Sitompul di Jakarta kemarin (26/05).
Iskandar menjelaskan, kapal perang Indonesia selalu melakukan patroli rutin di daerah perbatasan di utara Kaltim itu. "Prosedur penanganannya dengan cara damai," ujar adik kandung politisi Ruhut Sitompul itu.
Kapal Perang TNI AL dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur KRI Untung Surapati-872 mengusir kapal perang Malaysia jenis Fast Atack Craft Gun KD Yu-3508 yang masuk wilayah perairan NKRI di sekitar perairan Nunukan, Kalimantan Timur, Senin (25/5) lalu.
Kronologis pengusiran dimulai pada Senin (25/5) subuh menjelang fajar. KRI Untung Surapati-872 yang dikomandani Mayor Laut (P) Salim melaksanakan operasi pengamanan perairan Ambalat memergoki kapal perang Malaysia KD YU-3508 yang berada pada posisi 04.03.00 U/118.01.70 T (di sekitar perairan Nunukan, Kaltim). Jarak kontak antar ke dua kapal 8 mil laut, dengan kecepatan kapal 16 knot.
Mengetahui hal itu, KRI Untung Suropati-872 langsung membayangi kapal perang Malaysia dari jenis Fast Patrol Boat (FPB) buatan tahun 1976 berbobot 244 ton itu. "Awalnya dilakukan dengan peringatan melalui radio komunikasi bahwa kapalnya telah memasuki perairan yurisdiksi NKRI," katanya.
Kapal perang negeri Jiran itu menjelaskan akan berlayar menuju Tawao. Namun, TNI AL tak begitu saja percaya. Mayor Laut (P) Salim Komandan KRI Untung Suropati-872 segera memerintahkan ABK untuk melaksanakan peran tempur bahaya permukaan. "Mereka melaksanakan operasi pengusiran, karena kapal perang Malaysia tersebut telah memasuki wilayah NKRI sejauh 12 mil laut," tutur Kadispen Armatim Letkol ( KH) Toni Syaiful menambahkan.
Setelah dilakukan pengusiran, kapal perang Malaysia dengan panjang kapal 44,9 meter dan lebar 7 meter serta bersenjata meriam Bofors 57 mm dan 40 mm serta ber-ABK 36 personel tersebut bergerak menjauh, tetapi tidak menuju ke arah Tawao melainkan mengubah haluan ke arah timur yang masih masuk wilayah NKRI. “Melihat itu KRI Untung Suropati-872 kembali melaksanakan pengusiran yang kedua," ujarnya.
Pada peringatan kedua ini sempat terjadi adu argumenasi di radio antar kedua komandan kapal, kapal perang Malaysia ini kukuh bahwa mereka patroli di wilayahnya. Setelah dijelaskan bahwa kapal perang tersebut melanggar UNCLOS 82 tentang batas wilayah, baru kemudian komandan KD Yu-3508 diam dan selanjutnya kapal bergerak berputar haluan meninggalkan tempat sampai batas terluar perairan NKRI.
Pada hari sebelumnya, KRI Untung Surapati-872 bersama-sama dengan KRI Hasanuddin-366 juga telah mengusir kapal perang Malaysia KD Baung-3509 dari perairan NKRI. Pada hari itu juga kedua KRI dari jajaran Koarmatim ini berhasil mendeteksi sebuah helikopter Malaysian Maritime Enforcement Agency dan pesawat Beechraft juga telah terbang memasuki wilayah udara NKRI sejauh 40 mil laut.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Tedjo Edy Purdijanto menegaskan, TNI AL selalu waspada di seluruh perairan Indonesia. "Kita akan upayakan prosedur diplomatik dulu. Secara damai siap, tapi perang juga siap," tutur KSAL di Jakarta kemarin.
Menurut Tedjo, meski insiden itu sudah terjadi berulangkali, pihaknya bisa memaklumi. "Ini karena perbedaan penafsiran peta. Mereka tidak memahami luas wilayah kita," ucapnya.
0 komentar:
Posting Komentar